Curhatku


Sebetulnya mau sedikit cerita aja sih, awal mula Putri kenal dunia kepenulisan kapan

Awal masuk SMA semua cerita itu dimulai

Putri pernah jadi korban bullying pas SMA dan berlanjut sampai kuliah

Belum bisa survive dari masa lalu yang bikin diri sendiri merasa bersalah

Sampai pada akhirnya ketemu kakak kelas yang kebetulan dia sebagai psikolog klinis dan terapi itu pun di mulai

Sekarang terapi terbaik adalah menulis

kenapa menulis membuat bahagia

Menulis bagi putri itu bagaikan ruh positif yang selalu hadir dalam setiap sela nafas ini, selalu memberikan ketenangan jiwa layaknya alquran yang selalu di baca setiap hari.

Ini ada sedikit curhat yang mau di bagi ke teman-teman semua

Alhamdulillah, selama bersosialisasi aku tak pernah pilih-pilih teman meskipun pada akhirnya teman dekat yang selalu memaksa dan menganggap sahabat kini pergi meninggalkan.

Memang ya, berteman dengan orang yang selalu berbuat baik maka kebaikan akan menghampiri diri kita.

Aku pernah di bully dan pernah gagal survive dan move one

Terkadang suka berpikir gini, sebenarnya yang mempersulit diri kita untuk berkembang itu siapa?

Orang lain atau justru diri kita sendiri?

Pola pikir kita ternyata yang harus di rubah, aku terlahir dari keluarga yang sederhana tapi, sejak keempat putrinya masih kecil mama, papa selalu berlangganan majalah Bobo. Bobo selalu menjadi bacaan yang paling di tunggu saat tukang koran datang. Dan akhirnya kebiasaan membaca menjadi dorongan utama bagiku untuk memulainya.

Lalu apa motivasi terbesar ku dalam menulis. Motivasi terbesar ku adalah menulis membuat ku bahagia

Bahagia bukan karena bisa bercerita tentang orang yang pernah aku suka pada zamannya

Bukan pula bahagia karena bisa membuka aib kejelekan orang yang dulu pernah membully

Tapi, aku bahagia apabila aku bisa bermanfaat lewat tulisanku

Memang aku tak pandai berbicara, tapi ada keinginan terbesar ku adalah dapat bermanfaat untuk orang lain lewat tulisan.

Komentar

  1. Benar mbak. Yang menjadi penghalang utama untuk kemajuan kiya ya sebenarnya kita sendiri. Tapi... sering tidak kita sadari

    BalasHapus
  2. nah ini....betul banget nih. Terima kasih sudah menginspirasi :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Bahagia

Hamka (Abdul Malik Karim Amrullah)