Pejuang Skripsi

Bismillah

Semangat Jumat, ada yang merasakan bahwa hari-hari  yang di lakukan biasa saja atau malah menambah tantangan dan wawasan membuat cerita mungkin. Atau apapun yang membuat aktivitas yang dilakukan setiap hari penuh senyuman.

Mungkin tak banyak yang tahu, perjuangan aku selama skripsi itu bagaimana, sampai ada yang bilang  "Putri tuh nyusahin ibu Lilis." adapun yang bilang "Putri tuh nyusahin pak Hono."

Itu ada yang ngelaporin lho, bukan aku yang sok tahu. Panas tidak sih, ketika seorang mahasiswi bimbingan di bilang begitu. Pernah saking gemesnya kuping ini panas dan entah mau cerita sama siapa lagi, selain curhat saat sujud dalam salat.

Ingin aku bilang: "Kalian tidak tahu, betapa bapernya aku saat menunggu kata ACC untuk maju ke pembimbing skripsi 2 dan penguji. Kalian tidak tahu bagaimana rasanya ketika itu harus memilih ganti dosen pembimbing skripsi  atau tetap bersama dengan dosen pembimbing skripsi tersebut yang akan melanjutkan S3 nya.

Allah sedang membolak-balikan hatiku saat itu namun, saat aku mencoba ikhlas qadarullah semua berjalan sesuai dengan skenario Allah.

Melihat yang lain cepat di ACC skripsinya mungkin ada rasa iri tapi, ada juga yang sampai memaksa dosennya untuk segera di ACC, subhanallah saat cerita sama ayah, ibu selalu ada saja jawaban paling meneduhkan.

Sampai ayah berkata: "Dosenmu tak pernah mempersulit dirimu, hanya saja beliau ingin tahu seberapa besar perjuangan mu dalam menyelesaikan skripsi."

Pernah juga nangis saat di telpon ayah, jujur saja dengan masalah hati yang sangat mengganggu dan mengusik diri ini.

Apa jawaban beliau. Ayah justru menenangkan bukan malah menyalahkan.

Sampai suatu hari ada adik angkatan yang bilang.

"Mba Putri galau."

Lalu di jawab sama Weny : "Kak,  Putri mah udah galau dari kemarin kali, cuma nggak kelihatan saja."

Aku menyahut: "Iya, galau tapi tak ingin di perlihatkan sama orang."

Memperjuangkan skripsi sama seperti memperjuangkan kamu, iya kamu yang masih menjadi rahasia dan masih saja dalam otw halalnya.

Memperjuangkan kamu sama seperti aku memperjuangkan skripsi yang jangan sampai dianggap plagiat dan benar-benar itu adalah murni hasil karyaku sendiri.

Memaksa dosen untuk disegerakan lulus mungkin bukan tipeku, karena dari awal aku memang tak pernah memaksa.

Dosen ku lanjut S3 waktu itu adalah tantangan dari Allah kepadaku tapi,  alhamdulillah semua sudah terlewati dan semua berjalan dengan lancar meskipun ada tangis rasa syukur saat sepulang sidang skripsi.

Tak perlu mendengar kata orang yang sebenarnya menjatuhkan dirimu tapi, dengarlah mereka yang selalu ada untukmu tanpa engkau meminta mereka selalu ada untukmu. Ya, merekalah keluargamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Bahagia

Curhatku

Hamka (Abdul Malik Karim Amrullah)