Perjalanan Seorang Penulis

Menulis bukan tentang bakat, yang ada hanya kemauan. Kemauan untuk mencoba, belajar, berlatih menulis setiap hari. Hingga mahir dan konsisten dalam menulis, berperilakulah menjadi orang yang sederhana dalam bersikap, sehingga menghindari sikap sombong dalam diri. Berlatihlah menulis setiap hari layaknya anak kecil yang baru belajar merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Berucap mama, papa, kakak, aku secara rutin dilatih oleh Ibunda tercinta.

Begitu pula dengan menulis, semakin kita melatih diri kita untuk menulis, maka akan semakin lancarlah apa yang ingin kita tulis. Dan ide-ide pun sangat mudah di dapatkan disaat kita percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu seperti penulis-penulis yang bukunya Best Seller.

Setiap orang punya pilihan masing-masing, teman SMP ku tak pernah memaksa aku untuk ikuti bisnis yang ia geluti, ia memang mengajak  tapi, tak pernah memaksa. Berbeda dengan teman SMA ku yang menganggap aku sahabatnya namun, akhirnya meninggalkan. Ia lebih memaksa, meskipun aku menolak secara halus namun, ia tetap bersi keras menawarkan terus-terusan produk yang ia jalankan.

Menurut Pramoedya Ananta Toer:

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."

Menulis adalah caraku berbicara
Menulis adalah obat bagiku yang sedang merasa rindu namun harus belajar untuk mengikhlaskan dan memperjuangkan sesuatu yang menjadi skenario dari Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Bahagia

Curhatku

Hamka (Abdul Malik Karim Amrullah)